Makna Mendalam dari Jiwa yang Tenang: Tafsir Surah Al-Fajr Ayat 27-30

Renungan tentang jiwa yang tenang dalam Surah Al-Fajr ayat 27. Pahami makna “Ya ayyatuhan nafsul muthmainnah” dan pesan kembalinya jiwa kepada Allah.




"Wahai Jiwa yang Tenang, Saatnya Pulang dengan Bahagia"

(Renungan Hangat dari Surah Al-Fajr: 27-30)

“Ya ayyatuhan nafsul muthmainnah, irji‘i ila rabbiki raadhiyatan mardhiyyah.”
"Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai-Nya."
(Surah Al-Fajr: 27-30)

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
وَادْخُلِي جَنَّتِي

Artinya:

"Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai-Nya.
Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,
dan masuklah ke dalam surga-Ku."

(Surah Al-Fajr: 27–30)

Ini adalah ayat yang sering dibaca saat melepas kepergian seseorang, namun lebih dari itu, ia mengandung pesan mendalam bagi siapa saja yang ingin hidup tenang, dan mati dalam husnul khatimah.

Sahabatku, pernahkah kau merasa begitu lelah, tapi tenang? Seperti selesai dari sebuah perjalanan panjang, dan akhirnya kau tahu: “Aku sudah di jalan yang benar.” Nah, itulah sedikit gambaran dari nafsul muthmainnah—jiwa yang tenang.

Ayat ini bukan sekadar bacaan yang sering kita dengar saat tahlilan atau takziah. Ini adalah panggilan lembut dari Allah untuk orang-orang yang hidupnya penuh iman, sabar, dan yakin. Panggilan yang begitu mesra—bukan untuk ditakuti, tapi untuk dirindukan.

Makna yang Perlu Kita Resapi:

1. “Ya ayyatuhan nafsul muthmainnah” – Wahai jiwa yang tenang
Ini bukan jiwa sembarangan. Ini jiwa yang tidak mudah goyah walau diuji. Hatinya mantap, karena yakin pada Allah. Ia bukan tanpa luka, tapi ia selalu sembuh karena percaya pada rencana-Nya.

2. “Irji‘i ila rabbiki” – Kembalilah kepada Tuhanmu
Bukan sekadar mati, tapi pulang. Allah memanggil dengan kasih, seperti orang tua yang memanggil anaknya yang lama pergi. Kita nggak diusir, kita disambut.

3. “Raadhiyatan mardhiyyah” – Ridha dan diridhai
Bayangkan… pulang dengan senyum, karena kita puas dengan hidup kita. Dan lebih indah lagi, Allah pun ridha kepada kita. Apa lagi yang lebih membahagiakan?

Renungan Kecil untuk Hati yang Besar

Hidup ini, ya, singkat. Tapi bukan berarti kita sia-siakan. Jiwa yang tenang itu dibentuk dari banyak hal: sabar, ikhlas, jujur, terus belajar dan memperbaiki diri. Kadang jatuh, kadang gagal. Tapi kalau kita terus melangkah dengan iman—InsyaAllah, jiwa itu akan menjadi tenang pada waktunya.

Seperti kapal yang telah menempuh badai lalu akhirnya sampai di pelabuhan yang tenang—demikianlah jiwa kita, yang hanya ingin berlabuh di sisi Allah.

Ayo, Bersiap Jadi Jiwa yang Tenang

Kita belum tahu kapan dipanggil. Tapi kita bisa mulai sekarang: lebih baik, lebih dekat dengan Allah, lebih ringan tangan, lebih tenang hati.

Dan jangan lupa, terus isi hari-harimu dengan ilmu dan inspirasi. Selalu cek artikel terbaru dari Menara Suci—karena satu ayat bisa mengubah caramu memandang hidup, dan satu nasihat bisa mengetuk hatimu lebih dalam daripada ribuan kata.



Getting Info...

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.